India Yakin Proyek Mengirim Astronot ke Antariksa Ciptakan 15.000 Lapangan Kerja

ilustrasi
SIMANGUMBAN ONLINE -- Tak hanya soal industri perfilman yang diandalkan oleh India, bidang keantariksaan pun tak luput dikembangkannya. India telah mencanangkan rencana ambisiusnya untuk mengirimkan astronot ke luar angkasa.

Para pemimpin pemerintahan India, sebagaimana dikutip dari Space, Kamis (30/8/2018) mengungkapkan bahwa mereka ingin memboyong astronot asal negaranya untuk pergi ke antariksa pada 2022 nanti.

Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (ISRO) telah merancang berbagai rumus agar astronotnya bisa ke luar angkasa. Hal itu telah dilakukan ISRO sejak tahun 2004 dan India berharap tak menemukan kesulitan memenuhi ambisinya tersebut.

"Negara kita telah membuat kemajuan besar dalam soal luar angkasa," kata Perdana Menteri India Narendra Modi.

India sempat mengejutkan dunia tatkala mereka sukses meluncurkan satelit Mangalyaan dan mengorbit Mars pada September 2014, usai melakukan perjalanan selama 10 bulan dari Bumi.

Perlu dicatat, total biaya misi Mangalyaan itu hanya 4,5 miliar Rupee atau sekitar Rp 883 miliar, di mana saat itu jadi misi antar planet termurah. Bahkan, ongkos yang dikeluarkan Negeri Bollywood ini lebih murah dibandingkan film Gravity yang mencapai USD 100 juta atau Rp 1,4 triliun.

"Tapi para ilmuwan bermimpi. Pada 2022, ketika itu akan menjadi perayaan 75 tahun kemerdekaan India, seorang India, baik itu pria atau wanita, akan pergi ke luar angkasa dengan bendera tricolor di tangan mereka," kata Modi melanjutkan.

Misi mengirimkan astronot India ini disebut dengan Gaganyaan. Sejauh ini, hanya satu orang India yang pernah merasakan ruang hampa, yaitu Rakesh Sharma yang menjalankan misi pada tahun 1984.

Untuk tahap awal, India menguji penerbangan tanpa awak di tahun 2020, kemudian nantinya akan bergeser ke penerbangan awak. Proses ini sepenuhnya diawasi oleh ISRO.

Sebelum itu semua terjadi, misi Gaganyaan akan dikerebuti banyak tugas yang harus dikerjakan, mulai dari memilih dan melatih anggota awak kapal, menyempurnakan desain pakaian antariksa, menyiapkan bantalan peluncuran, sampai soal mengembangkan keahlian astronot dalam bioscience.

Pemerintah setempat memperkirakan, proyek ini akan menghabiskan biaya sekitar USD 1,3 miliar dengan berpotensi membuka 15 ribu lapangan pekerjaan. (sumber)

Tidak ada komentar